Tugas Cerpen Bahasa Indonesia oleh Annisa Nurhikmayati XI Akuntansi 2 SMKN 6 Garut



Tugas Cerpen Bahasa Indonesia

Nama : Annisa Nurhikmayati
Kelas : XI Akuntansi 2

§  Unsur Interinsik Cerpen
Judul : Anak Kembar
Tema : Sifat anak kembar yang berbeda
Latar : di Kampung Sewu                     
ALur : Alur Maju
Penokohan dan Watak :
1.     Marwati ;baik,pekerjakeras,ramah,tidak sombong,dan  penyabar
2.   Sumarti ;manja,sombong,pemboros dan licik
3.  Ibu Suminem ; baik,penyabar ,dan ceroboh
4.  Pak Husen ;pemboros
Sudut pandang : Pengarang berada di luar cerita (orang ke tiga)
             

“Anak Kembar ’’
Marwati terkenal sangat baik dan ramah pada setiap orang ,ia juga selalu tersenyum kepada siapa pun bahkan senyumanya itu bagaikan hujan yang mengguyur tanah kering  ,beda dengan nya kakanya Sumarti ia sangat manja dan sombong hingga banyak warga Kampung Sewu tidak suka kepadanya.Orang tua si kembar adalah Bapak Husen dan Ibu Suminem ,mereka sering di sebut sebagai “Juragan Tanah” karena hampir seperempat tanah Kampung Sewu adalah miliknya.
Walaupun Marwati terlahir dari anak pengusaha kaya ,tapi dalam hidupnya ia tidak pernah merepotkan orangtuanya.Saat mulai sekolah SD sampai SMA ia selalu mandiri ,uang jajannya di sisihkan untuk modal berjualan berbagai macam kripik dan gorengan ,sedangkan sisa uangnya di tabungkan.Berkat semangat nya yang luar biasa seperti baja,telah membuat nya kini menjadi pribadi yang sukses,karena itu lah ia juga mampu melanjutkan sekolah nya ke jenjang yang lebih tinggi,hingga sampai sudah kuliah pun Marwati masih tetap saja berjualan berbagai macam kripik dan gorengan ,hal itu membuat Sumarti sangat marah kepadanya .“kamu budek atau tuli?Bertelinga ko tidak mendengar sudah di bilangin kamu itu anak orang kaya ,ngpain udah kuliah masih tetap saja berjualan .memalukan saja !” (tanya Sumarti kepada Marwati sambil melotot)
“Yang kayakan orang tua kita ka !Sudah lah aku tidak merasa keberatan bila harus mencari uang sendiri.”  (jawab Sumarti sambil membungkus kripik-kripiknya yang akan di jual besok di Kampus).
Saat matahari merangkak perlahan menuju langit dan menghangatkan seluruh bumi,anak kembar itu pergi kuliah ,mereka tidak mengetahui kalau orang tuanya mendapat musibah.Pak Husen yang mempunyai banyak cicilan kepada Bank ia tidak mampu membayar lagi,karena uangnya habis di hambur-hamburkan untuk pesta di diskotik dan hal yang tidak penting lainnya,hingga Ibu Suminem berkata “Gara-gara bapak yang selalu menghambur-hamburkan uang ,jadinya kita repot begini membayar cicilan kepada bank ! Uang simpanan,perhiasan Ibu juga habis di jual !”
“Ibu jangan menyalahkan Bapa saja,yang menghambur-hamburkan uang bukan hanya bapa tapi anak kita Sumarti ,dia hampir tiap hari pesta di diskotik dan belanja dengan dengan teman-temanya”.
(jawab  Bapa Husen dengan santai ,karena ia berfikir ia masih mempunyai banyak tanah).
“Itu semua salah Bapa yang selalu sering memanjakan Sumarti,coba bandingkan dengan Marwati ia di didik Ibu tidak seperti begitu ! (jawab Ibu Suminem dengan sangat kecewa)
 “Iya bu berarti itu salah Sumarti nya saja yang tidak selalu mendengar pepatah Ibu” (jawab Pak Husen sambil pergi ke luar rumah )
Pak Husen yang tidak mampu membayar cicilan kepada Bank ,akhirnya ia membayar dengan menjual tanah-tanahnya.Lama kelamaan tanah itu habis ludes terjual .Satu persatu cicilan kepada Bank itu lunas,tetapi tetap saja Pak Husen pergi ke diskotik untuk pesta dengan teman-temannya ,karena masih mempunyai sisa uang dari tanah nya yang di jual .
Sedangkan Ibu Suminem yang hanya berdiam sendiri di rumah menanti anak kembarnya dan suaminya pulang
Sambil menunggu mereka pulang,Ibu Suminem memasak di dapur ,ia selalu masak masakan kesukaan anak-anaknya .Pada saat memasak masakannya di tinggal dulu,karena ada yang menelepon ,Ibu Suminem keasyikan mengobrol sebab yang meneleponnya itu adalah temannya nya yang sudah lama tidak bertemu. Lalu Ibu Suminem lupa kalau dia sedang masak di dapur ,ia tidak merasa dan mencium masakan nya yang gosong ,hingga kompor nya meledak dan rumah itu hangus di lalap si jago merah.
Ibu Suminem lari terpontang panting ke luar mencari bantuan kepada warga “tolooooong……tolooooooong……toloooooooooong……………..rumah saya kebakaran !!” (teriak Ibu Suminem )
Pada sore itu kebetulan Marwati dan Sumarti pulang ke rumahnya mereka kaget dan panik saat melihat rumahnya kebakaran, mereka juga meminta bantuan kemana mana dan menelepon pemadam kebakaran ,lalu pemadam kebakaran pun datang dan berusaha mematikan kobaran api yang berkobar di rumahnya itu
Setelah api itu padam akhirnya Ibu Suminem dan Anak kembarnya hidup sebatang kara mereka tidak mempunyai tempat tinggal lagi .sedangkan Pak Husen sepulang dari diskotik ia meninggal di jalan karena di tabrak oleh mobil.
“bu gimana ini ,kita tidak punya tempat tinggal lagi uang dan semua nya habis ,sedangkan ntar aku tidak bisa lagi merawat tubuhku dan aku tidak mau muka ku jelek gara-gara kurang perawatan” (Tanya Sumarti pada Ibunya sambil marah-marah)
“miskin kaya,cantik buruk sama saja di mata Tuhan ! yang sabar aja nak !kita masih bisa cari rumah kontrakan”
(jawab Ibu Suminem Kepada Sumarti).
Lalu Marwati menyanggah percakapan mereka “Iya bu,kebetulan ini ada uang sedikit ,hasil jualan kripik tadi di kampus,kita gunakan saja untuk membayar rumah kontrakan”
Akhirnya Ibu Suminem dan Anak kembarnya itu tinggal di rumah kontrakan sambil berjualan berbagai macam makanan untuk memenuhi kebutuhannya.
                       
                                        SELSAI


Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Tugas Cerpen Bahasa Indonesia oleh Annisa Nurhikmayati XI Akuntansi 2 SMKN 6 Garut"

Post a Comment